Bismillahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah, di siang hari yang cukup terik ini Allah masih memberikan kesempatan kepada saya untuk menuliskan catatan kecil yang saya buat saat Kajian Rutin Pelajar pagi tadi.
Kajian tadi pagi -dan kajian-kajian sebelumnya- sasaran utamanya sebenarnya para pelajar, tapi tak bisa dipungkiri banyak orang tua juga menghadirinya saking semangatnya menuntut ilmu, masyaAllah.
Tema dari kajian yang ke-13 ini adalah "Kemanakah Cintaku Berlabuh". Sangat menarik penyampaian materi pagi ini karena beliau Al-Ustadz Abdussalam Busyro Lc. tak hanya menyampaikan materi seputar tema, tetapi juga seputar keadaan yang terjadi pada saat berlangsungnya kajian. Sebagai contoh, ketika beliau menyampaikan materi tiba-tiba terdengar suara sirene mobil Ambulance (karena letak Masjid Al Hasanah memang tepat dipinggir jalan besar, Jl. C. Simanjuntak 72 Terban Yogyakarta), beliau berhenti menyampaikan materi hingga suara sirene tersebut tidak terdengar, beliau kemudian menyampaikan bahwasannya termasuk adab dalam berkendara adalah mentaati aturan dan menghargai orang lain, dalam hal ini adalah memberikan jalan kepada mobil Ambulance karena barangkali mobil tersebut sedang membawa orang sakit atau jenazah.
(Back to topic) Pada bagian awal atau pembukaan, beliau menyampaikan tentang keutamaan orang yang berkumpul dan mempelajari ilmu agama. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda (yang artinya) ; tidaklah berkumpul suatu kaum didalam rumah Allah (masjid) dan mengkaji Al Qur'an, maka Allah akan memberikan ketenangan, memberikan rahmat, malaikat menaungi mereka, dan Allah akan membanggakan mereka dihadapan malaikat-malaikatNya.
Sebelum masuk kedalam materi tema, beliau juga menyampaikan tentang ciri-ciri Ulul Albab, yaitu :
1. Memegang ketentuan Allah
2. Tidak melanggar perjanjian (ketentuan Allah) tersebut
3. Berusaha menjalin silaturahim
4. Mereka takut kepada Allah
5. Berusaha sabar dalam meraih ridha Allah
6. Berupaya menjaga shalat
7. Mendermakan hartanya baik dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan
8. Berupaya membalas keburukan dengan kebaikan.
Pada pembahasan tema, beliau menyampaikan jika kita memiliki kecenderungan terhadap sesuatu (mencintai sesuatu), maka salurkanlah dengan cara yang benar (menurut agama). Sebagian orang salah dalam menyalurkan rasa cinta mereka. Mereka menyalurkan rasa cinta terhadap sesuatu dengan memohon dan menambatkan hati kepada seseorang atau sesuatu yang salah, seperti kuburan, dukun, pohon dan benda-benda lainnya, padahal menambatkan hati kepeda hal-hal seperti itu termasuk dalam kemusyrikan.
Lantas, kepada siapakah kita menambatkan hati kita ?
Jelas. Jawabannya adalah kepada Allah.
Mengapa Allah ? Karena Allah-lah Pencipta kita, Yang memberikan kita kenikmatan berupa pancaindra, akal, harta, dan lain-lain, Allah-lah Dzat Yang memberikan kepada kita kemampuan untuk merasakan sesuatu.
Kemudian, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara kita menambatkan hati kita kepada Allah ?
Caranya adalah dengan ;
1. Banyak mengingat Allah
2. Membaca Al Qur'an
3. Mencintai Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sosok yang sempurna untuk menjadi panutan, karena didalam diri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terdapat suri tauladan. Beliau ( Al-Ustadz Abdussalam Busyro Lc.) menyampaikan jika Allah tidak menyebutkan "Sesungguhnya pada dirimu (Muhammad) terdapat contoh" karena contoh hanya diberikan satu/dua kali, sedangkan suri tauladan diberikan sepanjang kehidupan.
Diakhir materi, Al-Ustadz Abdussalam Busyro Lc. menutup dengan menyampaikan secara singkat tentang keadaan antara ikhwan (putra) dan akhwat (putri). Seorang manusia, terlebih para pemuda, hendaknya betul-betul menjaga hatinya terhadap lawan gendernya, karena setan selalu berusaha menjerumuskan manusia kedalam kemaksiatan.
Kajian pagi ini juga terdapat sesi bagi-bagi buku dan tanya jawab, adapun beberapa pertanyaan yang dapat saya ingat adalah :
1. Bagaimana hukum ODOJ (One Day One Juz / program membaca Al Qur'an satu juz tiap hari yang dilaporkan melalui jejaring sosial WhatsApp) ?
Beliau, Al-Ustadz Abdussalam Busyro Lc., tidak menjawab secara langsung boleh atau tidaknya, tetapi beliau menyampaikan jika membaca Al Qur'an itu yang baik adalah dengan tartil, memerhatikan tajwid, dan berupaya memahami artinya. Beliau juga menambahkan jika amalan itu baik untuk disembunyikan, cukup pelakunya dan Allah yang mengetahui, tidak perlu kita pamerkan.
2. Bolehkah kita mengunjungi tempat-tempat yang diagungkan oleh orang kafir ?
Beliau menjawab dengan hadits yang artinya ; tidak boleh seseorang bercapek-capek melakukan perjalanan kecuali menuju tiga tempat, yaitu a) Baitul Maqdis b) Masjid Nabawi c) Masjidil Haram.
3. Bolehkah seorang pemuda menikah tetapi dia belum kerja (masih kuliah) ?
Beliau menjawab : "Untuk hal ini, komunikasi dengan orang tua sangat penting, jika orang tua ridha dengan kondisi Anda, insyaAllah tidak mengapa. Dalam suatu pernikahan, jangan sampai kita merepotkan atau membenani orang tua kita."
Kemudian beliau menyampaikan sedikit pembahasan tentang pernikahan.
Wallahu'alam.
Itulah yang dapat saya tuliskan, mohon koreksinya jika ada kesalah. Terimakasih. Jazakallahu khairan katsir.
Diselesaikan di Sekretariat KPB Bionic UNY
Ahad, 3 Jumadil Awwal 1436 H / 22 Februari 2015 M 15.10 WIB
Comments
Post a Comment