Pak Jhon masih sibuk memasak bakmi jawa yang kami pesan. Sambil menunggu pesanan datang, kami mengobrol banyak hal. Hingga salah seorang di antara kami yang bermain dengan gawainya berkata; “Eh, jenazahnya Eril ditemukan!”. Langsung saja kami mengucapkan tahmid bersama. Mensyukuri sebuah berita tentang pertemuan -yang sejatinya perpisahan. Kabar tenggelamnya Emmeril Khan Mumtadz (Eril) rahimahullah di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, memang menjadi berita yang selalu dibicarakan masyarakat sejak 26 Mei 2022 lalu. Semenjak hilangnya Eril, publik dibuat berharap-harap cemas bersama tentang kondisi putra orang nomor wahid di Jawa Barat ini. Setiap hari berita yang muncul di YouTube seputar pencarian Eril. Instagram pun tak mau ketinggalan menampilkan memori-memori tentang Eril. Hingga puncaknya, pada 2 Juni, Ibu Atalia melepas kepergian Eril disusul dengan unggahan video dari Pak Ridwan Kamil menampilkan kertas kecil bertuliskan “In Loving Memory of Emmeril Khan Mumtadz” yang diikatkan pad
Ramadan baru mulai berjalan, tapi kawan saya sudah berulang kali menyebut rencana “healing” selepas lebaran. Bukan tanpa alasan, nyatanya tugas kuliah, pelatihan, dan pencarian beasiswa studi lanjut memang menjadikannya butuh liburan. Saya pun yang sebenarnya nggak butuh-butuh amat liburan akhirnya tergoda pula untuk jalan-jalan. Tak lama berselang, saya mulai mencari informasi destinasi wisata yang layak dijadikan lokasi tujuan. Ingatan membawa saya untuk menghubungi seorang kawan yang pernah ke Gunungkidul untuk berkemah di akhir pekan. Darinya, nama Bukit Pengilon terlontarkan sebagai tempat terbaik untuk healing bersama kawan. dokumentasi pribadi Singkat cerita, beberapa hal sudah saya persiapkan. Namun, kawan memutuskan membatalkan karena jadwal sidang skripsi yang keluar dadakan. Tentu sidang harus diutamakan daripada sekadar liburan. Meski healingnya dia batalkan, saya tetap melanjutkan apa yang sudah direncanakan. Akhirnya saya berangkat liburan hanya bersama Afrizal dan Ihsan,