Skip to main content

Kang Emil, Eril, dan Amalan-Amalan Rahasia.

Pak Jhon masih sibuk memasak bakmi jawa yang kami pesan. Sambil menunggu pesanan datang, kami mengobrol banyak hal. Hingga salah seorang di antara kami yang bermain dengan gawainya berkata; “Eh, jenazahnya Eril ditemukan!”. Langsung saja kami mengucapkan tahmid bersama. Mensyukuri sebuah berita tentang pertemuan -yang sejatinya perpisahan.

Kabar tenggelamnya Emmeril Khan Mumtadz (Eril) rahimahullah di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, memang menjadi berita yang selalu dibicarakan masyarakat sejak 26 Mei 2022 lalu. Semenjak hilangnya Eril, publik dibuat berharap-harap cemas bersama tentang kondisi putra orang nomor wahid di Jawa Barat ini. Setiap hari berita yang muncul di YouTube seputar pencarian Eril. Instagram pun tak mau ketinggalan menampilkan memori-memori tentang Eril. Hingga puncaknya, pada 2 Juni, Ibu Atalia melepas kepergian Eril disusul dengan unggahan video dari Pak Ridwan Kamil menampilkan kertas kecil bertuliskan “In Loving Memory of Emmeril Khan Mumtadz” yang diikatkan pada sebatang pohon di tepi Sungai Aare. Pecah tangis jutaan pasang mata membaca pesan orang tua yang kehilangan anaknya ini.

Meski Kang Emil dan keluarga telah kembali ke Indonesia, pencarian Eril masih dilakukan oleh kepolisian Bern. Hingga tepat 14 hari semenjak hilangnya Eril, jenazahnya ditemukan. Bukan oleh pihak kepolisian, keluarga, atau KBRI di sana, melainkan oleh seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah dasar di kota Bern. Kabar ini langsung saja memenuhi berbagai laman berita tanah air. Diikuti dengan doa-doa yang dituliskan, berharap Eril termasuk golongan para syuhada. Tak sedikit pula warganet yang berbagi kisah-kisah amalan kebaikan Eril. Mereka percaya, banyaknya doa yang mengalir untuk Eril karena banyak pula kebaikannya.

Namun, yang namanya pengkritik itu akan selalu ada. Beberapa warganet berkata jika amalan Eril biasa saja, tapi karena bapaknya lah yang luar biasa. Entah bercanda atau bagaimana, yang jelas ucapan tersebut rasanya tidak pas untuk dikeluarkan saat keluarga Kang Emil masih berduka. Tapi, dari kritikan tersebut, sejatinya ada hal yang patut direnungkan. Terlebih bagi mereka yang berstatus seorang ayah.


Amalan Ayah dapat Menjaga Anaknya.

Di dalam Islam, ada bahasan tentang amalan seseorang bisa berdampak pada orang lain. Banyak orang telah familiar dengan kisah Nabi Musa dan Nabi Khadir ‘alaihima salam. Dalam salah satu perjalanan, Nabi Khadir menegakkan tembok rumah dua anak yatim yang hampir roboh. Hal ini membuat Nabi Musa pun bertanya-tanya. Lalu Nabi Khadir menjawab:

وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي

“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. ...” (Surat Al Kahfi: 82)

Sebagian ulama berpendapat bahwasannya yang dimaksud ayah pada jawaban Nabi Khadir tersebut adalah kakek ketujuh dari dua anak yatim tersebut. Masyaallah. Hal ini menunjukkan bagaimana kesalehan seorang ayah dapat memberikan manfaat untuk anaknya. Tidak hanya anaknya secara langsung, tetapi dapat melintasi generasi hingga keturunan yang ketujuh.

Pada masa setelahnya pun juga terdapat kisah yang berkaitan dengan hal ini. Seorang shalih bernama Ibnul Musayyib rahimahullah berkata kepada anaknya:

لأزيدنَّ في صلاتي مِنْ أجلِك، رجاءَ أنْ أُحْفَظَ فيكَ

“Sungguh aku akan menambah panjang shalatku demi dirimu, dengan harapan aku dijaga begitu juga dirimu.” [Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam 2/554].


Lalu, sekarang coba kita lihat kebaikan apa yang telah dilakukan Kang Emil. Khalayak mungkin sudah masyhur dengan kebaikan-kebaikan yang telah Kang Emil lakukan sebagai seorang gubernur dengan jiwa sosial yang tinggi. Selain itu, sosok yang menyematkan “Broadcaster of Daily Happiness” di laman Instagramnya ini bisa dikatakan hampir tiap hari menjadi perantara masuknya kebahagiaan pada hati para followernya. Candaan yang menghibur dan kalimat motivasi yang membangkitkan semangat menjadi sajian yang selalu ada saat membuka instagram beliau. Meskipun hanya terlihat “sebatas postingan” di media sosial, jika kita sejenak melihat dari sisi kebahagiaan yang masuk ke hati kita melalui postingan-postingan beliau, tentu ini juga termasuk amalan kebaikan, bahkan memiliki nilai yang besar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ , وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ , أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً , أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا , أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا , وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan utangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh.” [HR. Thabrani di dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 13280, 12: 453.]

Sekarang pertanyaannya adalah: “Apakah kebaikan-kebaikan Kang Emil sebagai ayahnya Eril tersebut adalah sebab begitu banyaknya doa untuk Eril dan dijaganya jasadnya meski 14 hari tenggelam?”. Jawabannya; Wallahu alam.


Amalan-Amalan Rahasia.

Meski Kang Emil memiliki banyak kebaikan, tetapi tak bisa kita pungkiri jika Eril juga mewarisi semangat orang tuanya untuk berbuat baik ini. Banyak sumber yang menyebutkan jika jiwa sosial Eril telah terlihat sejak ia kecil. Semasa mengambil pendidikan yang lebih tinggi pun, bersama komunitas/organisasi yang ia ikuti, ia memberikan banyak kebaikan untuk masyarakat. Selepas kepergiannya, ternyata semakin banyak amalannya yang tersingkap. Amalan-amalan rahasianya yang baru terbuka setelah ia tiada. Seperti membelikan sepatu untuk satpam sekolah, membelanjakan tabungannya untuk anak-anak yatim, dan lainnya.

Amalan-amalan rahasia seperti inilah yang menjadi tanda seseorang itu ikhlas dalam beramal. Menyembunyikan amalan kebaikan dapat menjauhkan seseorangan dari sifat riya atau ingin dipuji. Menyembunyikan amalan kebaikan juga menjadi salah satu wasilah mendapat naungan dari Allah saat hari akhir kelak. Sudah sering kita baca maupun dengarkan pada ceramah-ceramah, bahwasannya ada tujuh golongan yang kelak akan mendapat naungan dari Allah. Dari tujuh golongan tersebut, salah satunya adalah orang yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya pun tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.

Itu adalah amalan-amalan fisik yang telah Eril lakukan. Adapun dengan amalan hatinya, kita tidak pernah tahu. Namun, sangat bisa jadi juga tidak kalah besarnya. Hatinya mungkin selalu penuh dengan kecintaan dan kepatuhan pada bapak dan ibunya, dan juga selalu menyayangi adiknya. Tak hanya itu, hatinya mungkin bersih dari hasad dan dengki hingga menjadi sebab banyaknya doa yang dipanjatkan untuknya. Hati yang bersih menjadi penciri seseorang itu adalah ahli surga. Mungkin kisah berikut ini layak pula untuk kita renungkan.

Kisah ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiallahu anhu dan disampaikan dalam HR. Ahmad. Anas bin Malik bercerita suatu ketika tengah duduk bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersama beberapa sahabat. Lalu Rasulullah berucap bahwasannya akan ada ahli surga yang lewat di hadapan mereka. Setelah Rasulullah mengatakan hal itu, lewatlah seorang lelaki Anshar yang masih terlihat bekas wudhu pada wajahnya yang berjenggot. Ucapan tentang ahli surga ini Rasulullah ulang selama tiga hari dan selalu lelaki Anshar itu yang melintas. Hingga hal ini membuat salah seorang sahabat yang ikut duduk itu penasaran, yaitu Abdullah bin Amr radhiallahu anhu.

Abdullah bin Amr lalu mengikuti lelaki Anshar tersebut. Dia lantas izin untuk menginap di rumah si lelaki Anshar dengan dalih sedang ada masalah dengan bapaknya. Tiga hari tiga malam ia menginap di rumah lelaki Anshar, Abdullah bin Amr tidak menjumpai amalan-amalan istimewa yang dikerjakan si lelaki Anshar.

Abdullah bin Amr kemudian bercerita jika sejatinya ia tidak ada masalah dengan bapaknya. Ia menginap lantaran penasaran dengan si lelaki Anshar yang selalu menjadi orang yang selalu melintas setelah Rasulullah mengatakan “akan lewat ahli surga”. Abdullah bin Amr pun melanjutkan dengan pertanyaan “Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah berkata demikian?”

Lelaki Anshar itu pun berkata, “Sebagaimana yang kamu lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya.”

Abdullah bin Amr membalas “Itulah yang menyebabkan engkau mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya.”

Dari kisah tersebut kita tahu bahwa hati pun memiliki amalan-amalan istimewa yang bisa membawa seseorang berderajat ahli surga.

Akhir perjalanan Eril rasanya memberi banyak pelajaran berharga untuk kita. Tentang semangat mencari ilmu, pentingnya keluarga, hingga tentang amalan-amalan rahasia yang selayaknya kita jadikan bekal sebelum ajal menyapa. Duhai betapa enaknya saat kelak kita dipanggil, Allah ridho dengan kita karena amalan-amalan kebaikan kita di dunia.



Sleman, hari 16 bulan enam.

Tiga pekan selepas kepergian Eril.

(Semoga Allah merahmatinya, mengampuninya, melapangkan kuburnya, dan menjadikannya ahli surga).



-rahmadiyono


(dokumentasi pribadi)



Sumber bacaan:


https://bekalislam.firanda.com/6226-kisah-nabi-musa-dan-nabi-khidir.html#_ftn66

https://rumaysho.com/7369-membuat-orang-lain-bahagia.html

https://indonesiabertauhid.com/tujuh-golongan-yang-akan-mendapat-naungan-arsy-allah-taala/

https://rumaysho.com/15584-khutbah-jumat-tidak-banyak-amal-namun-masuk-surga.html

https://kisahmuslim.com/440-menjadi-penghuni-surga-karena-tidak-hasad.html

Comments

Popular posts from this blog

Jantan Betina yang Terlihat Sama

Burung secara umum memiliki morfologik yang berbeda antara jantan dengan betina. Pengamat burung sering menyebut “yang jantan itu lebih cantik”, hehe. Argumen tersebut muncul bukan karena sebab, karena secara umum burung jantan memang mempunyai bulu yang lebih berwarna-warni, lebih menarik intinya. Salah satu fungsi dari bulu yang lebih berwarna pada jantan adalah untuk menarik perhatian betina ketika memasuki masa breeding atau berkembang biak. Istilah perbedaan morfologik tersebut disebut dimorfisme (“di” menunjukkan dua, morf: morfologik/bentuk luar). Akan tetapi, terdapat pula jenis-jenis burung yang mempunyai morfologik yang mirip antara jantan dan betina atau akrab disebut monomorfisme. Jenis burung yang masuk dalam kelompok monomorfisme membuat pengamat burung kesulitan untuk mengidentifikasi mana jantan dan mana betinanya. Burung pijantung kecil. Foto oleh Radhitya Anjar. Kiri betina, kanan jantan. Saat kita mengamati burung monomorfisme dengan cara biasa (hanya

Dia yang Teguh, Dia yang Tumbuh

Pappermint from Abu Nabat Afrizal Haris, dok pribadi. Pekan lalu sembari menikmati sore di sekolahan, mencoba berselancar di dunia maya mencari sesuatu yang barangkali dapat menambah semangat saya. Pencarian membawa saya pada channel YouTube Al Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah.  Saya pribadi sebenarnya sangat jarang mengikuti kajian beliau secara daring, hanya beberapa kali melihat postingannya Irfan (teman di kampus) yang isinya ceramah singkat beliau.   Melihat beberapa judul video pendek yang menarik, saya unduh beberapa di antaranya, lalu pulang. Haworthria -sejenis kaktus- menjadi teman saya mendengarkan untaian petuah beliau, hingga pada ucapan yang beliau nukil dari Syaikh Ushaimi hafidzahullah : Man tsabata nabata, jika  diterjemahkan kurang lebih artinya “Barangsiapa yang kokoh, dia akan tumbuh”. Ustadz Nuzul Dzikri menyampaikan kalimat tersebut sebagai pesan agar kita konsisten dalam mengikuti kajian. Jika sudah mengikuti satu kajian (tentu saja

BTW#2 "Takur tulung-tumpuk / Black-banded Barbet / Psilopogon javensis"

Bismillahirrahmaanirrahiim Foto oleh Swiss Winnasis di TNGM  Takur tulung-tumpuk mempunyai ukuran agak besar (26 cm), berwarna-warni. Bulu dewasa biasanya hijau polos. Mahkota kuning dan bintik kuning di bawah mata, tenggorokan merah. Ada bercak merah pada sisi dada dan kerah lebar hitam melewati dada atas dan sisi kepala sampai mata. Setrip hitam yang kedua melewati mata.  Iris coklat, paruh hitam, kaki hijau-zaitun suram (MacKinnon, 2010). Takur tulung-tumpuk merupakan burung genus Megalaima dari famili Capitonidae (Horsfield, 1821), tetapi didalam website IUCN RedList 2015 del Hoyo dan Collar (2014) memasukkan takur tulung-tumpuk kedalam genus Psilopogon sehingga nama ilmiahnya menjadi Psilopogon javensis. Perjumpaan pertama saya dengan takur tulung-tumpuk terjadi pada tanggal 22 Maret 2014 di Plawangan, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). Hingga saat ini, saya tidak pernah berjumpa lagi melainkan hanya mendengar suaranya. Suara takur tulung-tumpuk sangat khas dan muda