Skip to main content

Yang Di-semoga-kan

Siapa yang tak ingin pergi ke Tanah Suci? Rasanya jika diberikan kesempatan untuk ke sana, setiap muslim akan mengambilnya. Mekah dan Madinah menjadi magnet tersendiri bagi umat yang populasinya menyentuh dua milyar ini. Banyak kaum muslimin yang semenjak kecil sudah menjadikan dua kota ini menjadi cita-cita mereka -minimal saat ditanya oleh guru TPA-. Bagi saya, keinginan untuk melawat ke sana menguat di tahun 2020 ketika seorang teman membuat unggahan ini. 
(status seorang kawan di tahun 2020)

Meskipun singkat, kalimatnya menjadi pengingat diri untuk menjadikan Tanah Haram menjadi tempat yang layak untuk diperjuangkan. Semenjak membaca unggahannya, rasanya kata “semoga” menjadi lebih sering saya ucapkan kala berdoa. 

Selang tiga tahun, kami membuka obrolan untuk pergi ke sana bersama orang tua kami. Namun, realitanya orang tua kami diberikan kesempatan untuk melakukan umrah lebih dahulu daripada anak-anaknya. Meskipun tidak bersama, hal ini tentu wajib disyukuri. Dua tahun berikutnya, alhamdulillah diri ini dapat pergi ke dua kota istimewa nan suci ini. Saya menjalani umrah di bulan Ramadan 1446, insyaallah cerita akan saya unggah di halaman yang berbeda.

Di hari kedatangan, pandangan saya menembus jauh kaca bus dan bergumam “begitu gersang”. Kenapa daerah yang gersang dengan gunung-gunung batunya ini menarik hati kami? Mungkin ini adalah buah dari doa Nabi Ibrahim ‘alaihi salam, di mana ia berdoa agar hati sebagian manusia condong kepada Mekah.

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37).

Jika hati kita rindu untuk mendatanginya, berbahagialah. Mungkin kita adalah sebagian manusia yang telah didoakan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihi salam. Semoga kelak rindu kita berlabuh di Tanah Suci. Aamiin.

Agar semakin rindu, bolehlah saya bagikan beberapa gambarnya (mohon menyertakan kredit apabila ingin mengunduh foto-foto ini).

(pintu 19 Masjid Nabawi. Tidak jauh dari pintu ini ada kajian rutin berbahasa Indonesia)



(kubah hijau Masjid Nabawi)

(beribadah mandiri di Masjid Nabawi)

(Kabah di Masjidil Haram)


(gerbang 100 Masjidil Haram)

(Clock Tower di Mekah)

(payung di pelataran Masjid Nabawi)


Sukoharjo, 16 Syawal 1446 H - 13 April 2025 M

9:51 PM

-rahmadiyono-



Comments

Popular posts from this blog

Dia yang Teguh, Dia yang Tumbuh

Pappermint from Abu Nabat Afrizal Haris, dok pribadi. Pekan lalu sembari menikmati sore di sekolahan, mencoba berselancar di dunia maya mencari sesuatu yang barangkali dapat menambah semangat saya. Pencarian membawa saya pada channel YouTube Al Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah.  Saya pribadi sebenarnya sangat jarang mengikuti kajian beliau secara daring, hanya beberapa kali melihat postingannya Irfan (teman di kampus) yang isinya ceramah singkat beliau.   Melihat beberapa judul video pendek yang menarik, saya unduh beberapa di antaranya, lalu pulang. Haworthria -sejenis kaktus- menjadi teman saya mendengarkan untaian petuah beliau, hingga pada ucapan yang beliau nukil dari Syaikh Ushaimi hafidzahullah : Man tsabata nabata, jika  diterjemahkan kurang lebih artinya “Barangsiapa yang kokoh, dia akan tumbuh”. Ustadz Nuzul Dzikri menyampaikan kalimat tersebut sebagai pesan agar kita konsisten dalam mengikuti kajian. Jika sudah mengikuti satu kaji...

Berharap Takdir Terbaik

  Bismillah . Telah lama jari ini tidak menuliskan cerita, gagasan, atau sekadar catatan di blog ini. Jika diibaratkan rumah, mungkin blog ini sudah penuh dengan debu lengkap dengan jaring laba-laba di setiap sudutnya. Saatnya bersih-bersih? Belum sepertinya, haha . Seperti halnya menengok rumah yang telah lama ditinggalkan, pun dengan tulisan ini diutarakan. Hanya sebatas menengok. Menengok dengan harapan tak ada yang hilang, terutama semangat untuk selalu berjuang.  Kuawali kehadiran ini dengan menuliskan sebuah doa yang terlintas di benakku setelah memikirkan apa-apa yang terjadi di sini di dua tahun ini. Bahwa apa yang terjadi adalah takdir terbaik dari Allah. Bahwa Allah Mahabaik dan Maha Mengetahui yang terbaik.  اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنَ الخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ ، مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ...

Jantan Betina yang Terlihat Sama

Burung secara umum memiliki morfologik yang berbeda antara jantan dengan betina. Pengamat burung sering menyebut “yang jantan itu lebih cantik”, hehe. Argumen tersebut muncul bukan karena sebab, karena secara umum burung jantan memang mempunyai bulu yang lebih berwarna-warni, lebih menarik intinya. Salah satu fungsi dari bulu yang lebih berwarna pada jantan adalah untuk menarik perhatian betina ketika memasuki masa breeding atau berkembang biak. Istilah perbedaan morfologik tersebut disebut dimorfisme (“di” menunjukkan dua, morf: morfologik/bentuk luar). Akan tetapi, terdapat pula jenis-jenis burung yang mempunyai morfologik yang mirip antara jantan dan betina atau akrab disebut monomorfisme. Jenis burung yang masuk dalam kelompok monomorfisme membuat pengamat burung kesulitan untuk mengidentifikasi mana jantan dan mana betinanya. Burung pijantung kecil. Foto oleh Radhitya Anjar. Kiri betina, kanan jantan. Saat kita mengamati burung monomorfisme dengan cara biasa (hanya ...