foto oleh: Rahmadiyono Widodo Rintik hujan datang semakin deras seiring bertambahnya menit setelah pukul lima pagi ini. 30 menit, hujan belum berhenti, tetap turun bersama rahmat dari Allah Yang Mahakuasa. 8 menit setelahnya, tidak ada perubahan yang berarti, membuat saya memutuskan untuk keluar kos menggunakan mantel merah marun itu. Pagi ini, seperti pagi-pagi yang telah lalu dalam tiga pekan ini, saya memiliki rutinitas baru, ke pasar. Mencoba mencari rezeki yang telah disebar untuk biaya mencetak produk tugas akhir yang saya yakin tidaklah cukup dengan selembar uang berwarna biru, bahkan merah bersongkok. Menyusuri jalanan di tepi UGM dan UNY lantas berpindah ke jalan Affandi. Hujan semakin menjadi saat saya melewati lampu merah Gejayan yang terkenal dengan polisi yang super ketat itu. Melaju lebih pelan karena jalanan dipadati orang-orang menuju pasar. Dan, seketika memori sembilan tahun yang lalu datang kala mata ini melihat pasar dalam hujan. Sembilan tahun yang lalu mas...
lurus seratnya, lembut kulit kayunya, berdaun sepanjang tahun.